Kemuliaan Sang Pentaubat


 1. Di kalangan Bani Israil; ada seorang pendosa; khazanah kemaksiatannya sebilangan pasir di gurun, melimpah bertimbun- timbun.  2. Tetapi hidayah Allah menyapa; dia disergap takut oleh dosa-dosa. Semua khilaf menghantui kala sepi, mencekamkan malu saat ramai.  3. Maka dengan cemas hati; ke negeri jauh dia melarikan diri, menuju tanah baru, menutup pintu rayuan dosa & keliru dari masa lalu. 
 4. Dia arungi padang pasir yang menyengatkan terik; batu & kerikil terasa menyala, & matahari sama sekali tak bercadarkan awan
 5. Dalam langkah-langkah yang menyiksa tubuh & memayahkan jiwa itu; dia berjumpa kawan perjalanan. MasyaaLlah; beliau seorang Nabi 6. Menghadapi cuaca begitu beratnya; sang Nabi berkata pada si pendosa; “Mari berdoa, agar Allah payungkan awan di perjalanan kita!” 
 7. Memerah muka sang pendosa; takut-takut dia berkata, “Demi Allah, aku malu meminta hal itu, aku amat sungkan menghiba padaNya.” 
 8. Nabi Bani Israil itu tersenyum; “Baiklah aku yang berdoa. Kau cukup aminkan saja!” Tak lama, awanpun menaungkan bayang teduhnya. 
 9. Lalu tibalah di persimpangan; beda tujuan haruskan mereka berpisah jalan. Setelah salam terkata, masing-masing menempuh arahnya. 
 10. Alangkah terkejut Nabi itu ketika mendapati awan yang menaungi selama perjalanan mereka berdua kini tak lagi bersama dirinya
 11. Yang menakjubkan; ternyata awan tersebut tetap menaungi lelaki yang tadi bersamanya. Bergegas sang Nabi berbalik menghampiri. 
 12. “Saudara! Tunggu! Kaubilang tadi tak punya keutamaan apapun; bahkan berdoapun merasa tak layak; tapi awan itu malah mengikutimu
 13. “Katakan padaku”, desaknya, “Apa yang menjadi rahasia kemuliaanmu di sisi Allah sehingga justru ucapan Aamiin-mu yang dikabulkan! 
 14. Lelaki itu kebingungan. “Apa? Aku tak tahu duhai Nabi Allah.. Aku tak tahu.. Aku hanya pendosa nista yang lari dari masa lalu..” 
 15. “..Aku ahli maksiat yang hina, & kini begitu haus akan ampunan Rabbku!”, ujarnya. “Itulah dia! Itulah dia!”, sahut Sang Nabi. 
 16. Kemuliaan sang pentaubat dalam perjalanan memperbaiki diri; telah mendahului keutamaan seorang Nabi untuk beroleh naunganNya
17. Sesak jiwa & sempit dada sebab terinsyaf dosa- dosa; meleleh airmata sbb takut padaNya; ialah hrg bahagia di hidup berikutnya
 18. Semoga kita bukan hamba yang karena banyak minta & merasa belum terkarunia; limpahan nikmat tak tersyukuri & dosa tak tertaubati. 
 19. Semoga kita adalah hamba yang jika berdoa; bukan hanya isi pinta yang jadi hasrat utama, tapi bermesra denganNya-lah hajat mulia. 
 20. Ujar Hasan Al Bashri, "Hukuman atas dosa bukan terputusnya rizqi, melainkan terputusnya munajat mesra dengan Ilahi." Mari benahi
 21. Maka beruntung yg dosanya mengantar pada taubat nashuha; yg ibadahnya tak membuat berbangga, hny harap- cemas akn ridhaNya. 
 22. Kekayaan terbesar pagi ini adalah dosa yang diampuni, ibadah yang diridhai, nikmat yang tersyukuri, & musibah yang tersabari. 
 23. Adalah rahmatNya; Allah jadikan rasa kaya & bahagia itu dalam dada; ridha pada pembagian & ketetapanNya; dunia ringanlah saja
 24. Pagi indah dengan pesan 'Utsman; "Bergalau soal dunia jadi kegelapan dalam dada. Gelisah akan akhirat ialah cahaya terangi jiwa
 25. Selamat memperbarui taubat & niat Shalih(in+at); moga Allah menolong hingga tergapai ikhlasnya maksud & ihsannya upaya menjemput

SILAHKAN UNTUK MEMBERI KOMENTAR YANG POSITIF DAN JANGAN LUPA MENGISI BUKU TAMU YANG TELAH TERSEDIA. SILAHKAN BERIKAN KOMENTAR DIBAWAH INI

comment 0 komentar:

Post a Comment

 
© Selamat Datang di Evi Andri Blog | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and M symptoms | Edit by Blog MA
Powered by Blogger
SELAMAT DATANG DI BLOG EVIANDRIK | DAPATKAN BERBAGAI MACAM ARTIKEL ISLAMI DAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA BLOG EVIANDRIK | TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG EVIANDRIK